Membeli Makanan Pokok Bagi Jiwa

faturah

faturah

Hari ini, secara gak terencana, saya mengunjungi salah satu toko terbaik di kota Dammam. Selepas shalat Isya di masjid di samping Hyper Plasa, Jalawiyah, saya sopiri mobil ke Hayy Ibnu Khaldun. Setelah berbelok ke kiri, mobil masuk ke highway King Khalid yang panjang, yang menghubungkan ujung Dammam (King Fahd International Airport) hingga ujung kota lain, Al-Khobar. Saya ambil jalur lokal, menyusuri dua lajur yang tidak begitu besar tapi padat. Di sebelah kanan jalan sebelum naik ke fly over yang membelah Hayy Madintul Ummal, sampailah di Maktabah Ibnu (Qayyim) al-Jawzi, nama yang tidak asing bagi kita yang pernah membaca kitab Zaadul Ma’ad, seorang ulama murid Ibnu Taimiyah rahimahullah. Di toko tersebut, saya membeli makanan pokok bagi jiwa,,,,,, Kenapa? Jawabannya bisa didapati di bawah ini,,,,,

Ilmu adalah sayyidul ‘amal (penghulunya amal), sehingga tidak ada satu amalan pun yang dilakukan tanpa didasari dengan ilmu. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah kaidah yang telah disepakati ummat,

اَلْعِلْمُ قَبْلَ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ .

Ilmu dahulu sebelum berkata dan berbuat.”

[Lihat Shahih Al-Bukhari, Kitab Al-Ilmu, Bab Al-‘Ilmu Qablal Qaul wal ‘Amal (I/119)]

Ilmu juga merupakan makanan pokok bagi jiwa, yang karenanya jiwa akan menjadi hidup dan jasad akan memiliki adab. Oleh karena itu, Islam mewajibkan ummatnya, baik laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu. Dan hal ini telah ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ .

Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim.”

[Hadits shahih li ghairihi, diriwayatkan Ibnu Majah (no. 224), dari jalur Anas bin Malik radhiyallahu’anhu. Hadits ini diriwayatkan pula oleh sekelompok para shahabat, seperti Ali bin Abi Thalib, ‘Abdullah bin ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Umar, ‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Sa’id Al-Khudriy, Al-Husain bin ‘Ali, dan Jabir radhiyallahu’anhum. Para ulama ahli hadits telah menerangkan jalur-jalur hadits ini dalam kitab-kitab mereka, seperti: Imam As-Suyuthi dalam kitab Juz Thuruqi Hadits Tholabil Ilmi Faridhotun ’Ala Kulli Muslimin, Imam Ibnul Jauzi dalam kitab Al-Wahiyat (I/67-71), Imam Ibnu ‘Abdil Barr dalam kitab Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi (I/69-97), dan Syaikh Al-Albani dalam kitab Takhrij Musykilah Al-Faqr (hal. 48-62)]

Tidak diragukan lagi bahwa kebutuhan seseorang terhadap ilmu lebih besar dari kebutuhannya terhadap makan dan minum, seperti pernah dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah,

الناس إلي العلم أحوج منهم إلى الطعام والشراب لأنهم يحتاجون إليها في اليوم مرة أو مرتين وحاجتهم إلي العلم بعدد اأنفاسهم

Manusia sangat membutuhkan ilmu dari pada (mereka) membutuhkan makanan dan minuman, karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan sehari sekali atau dua kali, sementara ilmu dibutuhkan sepanjang nafasnya.” [Lihat Thabaqat Al-Hanabilah (I/146), Al-‘Ilmu Fadhluhu wa Syarafuhu (hal. 91), dan Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga (hal. 55-56)]

Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mendakwahkan Islam kepada para Shahabat atas dasar ilmu. Sebagaimana Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman,

قُلْ هَـذِهِ سَبِيْلِى أَدْعُواإِلَى اللهِۚ عَلَى بَصِيْرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِىۖ … ۝

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), ‘Inilah jalanku yang lurus, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan ilmu.’” (Qs. Yusuf: 108)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru manusia kepada agama Allah atas dasar ilmu (بصيرة ), keyakinan (يقين ), dalil syar’i (برهان شرعي ), dan dalil aqli (عقلي ). [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (IV/422)]

Makan Gratis bagi Orang yang Tidak Punya Uang

Makan Gratis bagi Orang yang Tidak Punya Uang

Sebuah pamflet di salah satu restoran di riyadh saudi arabia yang menyediakan makanan gratis bagi tamunya yang tidak punya uang, sarapan, makan siang, dan makan malam sepanjang tahun, dan itu cukup dengan memencet tombol dan menunggu di luar, makanan akan segera datang, jadi tanpa perlu menampakkan diri sebagai orang yang tidak punya kepada pelanggan lain…… semoga Allah membalas kebaikan mereka. (from Abee Izzatr Alghorib)

Jika Kaos Bola di Arab Saudi

acmilan

Dari ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

أَتَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- وَفِى عُنُقِى صَلِيبٌ مِنْ ذَهَبٍ. فَقَالَ « يَا عَدِىُّ اطْرَحْ عَنْكَ هَذَا الْوَثَنَ »

“Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ketika itu di leherku ada salib dari emas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Wahai ‘Adi, jauhkanlah berhala (maksudnya: salib) tersebut darimu!” [HR. Tirmidzi no. 3095. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut hasan]

Syaikh Sholih Al Munajid hafizhohullah menjelaskan, “Memproduksi salib, membelinya, memasang salib di pakaian, di dinding atau semacamnya adalah suatu yang yang diharamkan. Seorang muslim tidak boleh melakukan hal semacam ini. Seorang muslim tidak boleh membuat muslim lalu ia kenakan sendiri atau ia memproduksinya untuk digunakan oleh yang lainnya. Seharusnya setiap muslim bertakwa pada Allah. Hendaklah ia menjauhi syi’ar-syi’ar kekafiran yang telah menjadi simbol agama Nashrani.” [Al Islam Sual wa Jawab, fatwa no. 121170, Syaikh Sholih Al Munajid, http://islamqa.com/ar/ref/121170/%5D

Berdoa Sesuai Ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Imam Al-Bukhari berkata, “Al-’Ilmu Qoblal Qouli Wal ‘Amali”, ilmu sebelum berkata dan beramal. Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad: 19). [Shahihul Bukhari dalam kitab Al-Ilmu]

Dan banyak di antara bacaan doa sehari-hari kita kurang bisa dipertanggungjawabkan keshahihan riwayatnya. Sebagai misal, doa sebelum memulai makan atau berbuka puasa, dan masih ada yang lainnya lagi. Nah buku mungil ini mengajari kita untuk mengamalkan doa-doa harian berdasarkan sumber as-sunnah as-shahihah. Tidak sekedar menyebut doa yang harus dibaca untuk amal tertentu, tetapi juga disertai takhrij haditsnya.

Zaadul Adz-Dzakirin, kumpulan doa-doa dengan sumber As-Sunnah As-Shahihah

Zaadul Adz-Dzakirin, kumpulan doa-doa dengan sumber As-Sunnah As-Shahihah